BAB 4 Pengantar Analisis Sistem Pengeringan Alas Tetap
TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
Pengertian Pengolahan Hasil Pertanian
Pengolahan hasil pertanian dapat diartikan suatu kegiatan merubah bahan
pangan sehingga beraneka ragam bentuk dan macamnya disamping juga untuk
memperpanjang daya simpan, dengan pengolahan diharapkan bahan hasil
pertanian akan memperoleh nilai tambah yang jauh lebih besar.
Pengeringan adalah proses pengeluaran air atau
pemisahan air dalam jumlah yang relatif kecil dari bahan dengan menggunakan
enersi panas. Hasil dari proses pengeringan adalah bahan kering yang mempunyai
kadar air setara dengan kadar air keseimbangan udara (atmosfir) normal atau
setara dengan nilai aktivitas air (aw) yang aman dari kerusakan mikrobiologis,
enzimatis dan kimiawi. Pengertian proses pengeringan berbeda dengan proses
penguapan (evaporasi). Proses penguapan atau evaporasi adalah proses pemisahan
uap air dalam bentuk murni dari suatu campuran berupa larutan (cairan) yang
mengandung air dalam jumlah yang relatif banyak. Pengeringan merupakan salah
satu proses pengolahan pangan yang sudah lama dikenal. Tujuan dari proses
pengeringan adalah : menurunkan kadar air bahan sehingga bahan menjadi lebih
awet, mengecilkan volume bahan sehingga memudahkan dan menghemat biaya
pengangkutan, pengemasan dan penyimpanan. Di samping itu banyak bahan hasil
pertanian yang hanya digunakan setelah dikeringkan terlebih dahulu seperti
tembakau, kopi, the dan biji-bijian. Meskipun demikian ada kerugian yang
ditimbulkan selama pengeringan yaitu terjadinya perubahan sifat fisik dan
kimiawi bahan serta terjadinya penurunan mutu bahan.
Prinsip
Dasar Pengeringan
Proses pengeringan pada prinsipnya menyangkut
proses pindah panas dan pindah massa yang terjadi secara bersamaan (simultan).
Pertama-tama panas harus ditransfer dari medium pemanas ke bahan. Selanjutnya
setelah terjadi penguapan air, uap air yang terbentuk harus dipindahkan melalui
struktur bahan ke medium sekitarnya. Proses ini akan menyangkut aliran fluida
di mana cairan harus ditransfer melalui struktur bahan selama proses
pengeringan berlangsung. Jadi panas harus disediakan untuk menguapkan air dan
air harus mendifusi melalui berbagai macam tahanan agar supaya dapat lepas dari
bahan dan berbentuk uap air yang bebas. Lama proses pengeringan tergantung pada
bahan yang dikeringkan dan cara pemanasan yang digunakan. Dengan sangat
terbatasnya kadar air pada bahan yang telah dikeringkan, maka enzim-enzim yang
ada pada bahan menjadi tidak aktif dan mikroorganisme yang ada pada bahan tidak
dapat tumbuh.
Sifat – sifat udara pengeringan
Sifat – sifat udara pengeringan
Media pengeringan yang digunakan pada
pengeringan bijian serealia adalah udara lembab, yang berupa campuran udara
kering dan uap air. Udara kering tersusun dari beberapa gas, terutama oksigen
dan nitrogen ditambah beberapa unsur sekunder seperti argon, CO2 dan
neron. Selain gas dan udara kering, udara lembab juga mengandung sejumlah uap
air. Meski bagian berat dari uap air pada udara yang digunakan untuk
pengeringan bijian selalu lebih kecil dari 0,1 terdapatnya molekul uap air
mempunyai pengaruh yang besar pada proses pengeringan. Beberapa istilah telah
digunakan untuk menyatakan jumlah uap air pada udara lembab. Istilah thermodinamis
tersebut serta beberapa istilah lainnya yang digunakan untuk menjelaskan sifat – sifat udara lembab sebagai berikut :
.
Tekanan
uap air jenuh
Bagian yang paling dekat dengan
udara luar membuat partikel air di bagian permukaan memiliki kesempatan paling
besar untuk meninggalkan fasa cair menuju fasa gas (menguap). Semakin tinggi
suhu, semakin cepat penguapan terjadi, sedangkan semakin rendah suhu, maka
penguapan pun berlangsung semakin lambat. Tekanan yang ditimbulkan oleh uap
jenuh ini disebut tekanan uap jenuh.
Zat-zat yang mudah menguap atau memiliki tekanan uap yang besar disebut dengan zat volatile.
Zat-zat memiliki tekanan uap yang besar karena memiliki gaya tarik
antarpartikel yang rendah sehingga interaksi antar partikelnya lebih mudah
putus.
Tekanan uap suatu zat adalah sebagai besarnya tekanan atau kemampuan
yang dimiliki oleh partikel-partikel suatu zat untuk melepaskan diri dari kelompoknya dan keluar bebas sebagai
gas (menguap).
Kelembaban
Relatif
Kelembaban relatif merupakan hasil perbandingan antara
massa aktual uap air dari campuran udara terhadap massa uap air yang menjadi
jenuh pada suhu konstan yang dinyatakan dalam satuan persen. (Zain et al., 2005)
RH = Pv udara * 100 %
Pvs
Keterangan :
RH = kelembaban relatif (%)
Pv
udara = tekanan uap
udara (kPa)
Pvs = tekanan uap air jenuh (kPa)
Humidity
Ratio (W) ( kg H2o / kg uk)
Massa uap air di udara basah per satuan
massa udara kering (uk).
Suhu Bola
Kering (Dry Bulb Temperature, Tdb)
Kondisi suhu
campuran antara udara dan uap air yang diukur dan dibaca melalui skala
termometer biasa, tidak tergantung kepada intensitas uap air yang terkandung didalam
udara (Zain et al., 2005). Dalam
proses kesetimbangan kalor, suhu bola kering berpengaruh terhadap intensitas
kalor yang diproduksi melalui penguapan (respirasi/evaporasi) maupun konveksi
(Zain et al., 2005).
Suhu Bola Basah (Wet Bulb
Temperature, Twb)
Kondisi suhu saat terjadi kesetimbangan antara
campuran udara dan uap air. Suhu bola basah pada udara lembab dan air dicapai
jika udara secara adiabatis telah
jenuh oleh penguapan uap air (Zain et al.,
2005). Suhu bola basah disebut juga suhu jenuh adiabatik yang diperoleh menggunakan termometer dengan sensor yang dibalut dengan kain basah untuk
menghilangkan pengaruh radiasi panas, tetapi perlu diperhatikan bahwa sensor
harus dialiri udara dengan kecepatan minimal 5 m/s (Yani, 2003).
Suhu Titik Embun (Dew Point
Temperture, Tdp)
Suhu dari campuran udara saat terjadi kondensasi
ketika udara didinginkan. Kondensasi terjadi pada kelembaban mutlak dan tekanan
parsial yang konstan karena kalor yang terkandung dalam campuran udara
dilepaskan (Zain et al., 2005).
Entalpi (Enthalpy, h)
AW = ERH/100Sifat termal
dari campuran udara dan uap air yang menunjukkan intensitas kalor dalam udara
lembab per-satuan massa udara kering di atas suhu acuan, dihitung dengan
persamaan berikut (Zain et al.,
2005):
Keterangan :
h = entalpi (kJ/kg)
Tdb = suhu bola kering (ÂșC)
W = kelembaban mutlak (kg/kg udara
kering)
Volume Spesifik (Specific Volume,
v)
Volume ruang
yang diisi oleh 1 kg udara kering dan dinyatakan dalam m3/kg udara
kering, dihitung dengan persamaan berikut (Zain et al., 2005):
Keterangan :
v = volume spesifik (m3/kg
udara kering)
P = tekanan atmosfer (kPa)
R = tetapan gas (287 J/kg.mol.K)
Tdb = suhu bola kering (°C)
W = kelembaban mutlak (kg/kg udara
kering)
Sifat
Aliran udara Pengering
Kadar Air Keseimbangan
Kadar air suatu padatan basah yang berada dalam keseimbangan dengan udara pada
suhu dan kelembaban tertentu disebut sebagai kadar air keseimbangan (KAK).
Kadar air keseimbangan merupakan fungsi dari temperatur, dan juga merupakan
fungsi dari kelembaban nisbi. Jika kelembaban nisbi semakin rendah, maka
semakin rendah pula KAK (Yahya, 2008).
Aktivitas air (aw)
menunjukkan jumlah air bebas di dalam pangan yang dapat digunakan oleh mikroba
untuk pertumbuhannya. Nilai aw pangan dapat dihitung dengan membagi tekanan uap
air pangan dengan tekanan uap air murni. Jadi air murni mempunyai nilai aw sama
dengan 1. Nilai aw secara praktis dapat diperoleh dengan cara membagi %RH pada
saat pangan mengalami keseimbangan kadar air dibagi dengan 100.
Proses kesetimbangan
kadar air akan berjalan secara otomatis, karena itu sifat ini sangat penting
pada proses pengeringan. Dalam arti, penentuan kadar air yang dilakukan pada
saat pengeringan, harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan tempat bahan akan
disimpan, mengingat pada akhirnya kadar air bahan tersebut akan mencapai
kesimbangan. Dengan demikian, proses pengeringan dapat berlangsung secara
efisien (Kuswanto, 2003).
Kadar air
adalah perbedaan berat bahan sebelum dan sesudah dilakukan pemanasan. Setiap
bahan bila diletakan dalam udara terbuka kadar airnya akan mencapai
keseimbangan dengan kelembaban udara disekitarnya. Kadar air ini disebut kadar
air seimbang. Setiap kelembaban tertentu akan menghasilkan kadar air seimbang
tertentu pula.
Komentar
Posting Komentar